Sabtu, 30 April 2016

Proposal instalasi rumah bertingkat

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Instalasi yang diatur dalam PUIL 2000 adalah semua instalasi tenaga listrik dalam bangunan dan sekitar sampai dengan tegangan menengah arus bolak-balik 35 kV dan tegangan 1500 V arus searah, baik mengenai perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pegujian, pelayanan, pemeliharaan, maupun pengawasannya, kecuali untuk keadaan khusus yang diatur dalam peraturan lain.
Rancangan instalasi listrik adalah berkas gambar rancangan dan uraian teknis yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Dalam proposal ini penulis akan merencanakan instalasi pada rumah bertingkat. Rancangan yang dibuat harus jelas dan mudah dipahami, sehingga tidak menemukan kesulitan dalam pemasangan.
Pada saat ini penerangan sangat dibutuhkan baik itu di kota-kota besar maupun di pedesaan yang sampai pada saat ini masih tidak terjamah akan energi listrik ini.Pada lokasi pedesaan yang tidak terjamah oleh energi listrik, sangat dibutuhkan energi listrik sebagai penerangan. Pada umumnya instalasi penerangan di pedesaan tersebut hanya menggunkan cara instalasi penerangan rumah tangga yang sederhana saja. Yaitu instalasi rumah sederhana yang tidak bertingkat, hal ini disebabkan karena lokasi pemukiman yang masih mungkin untuk dikembangkan kesamping.Pada insatalasi seperti ini menggunakan sekring 1 Fasa dengan 2 group.
Lain halnya dengan instalasi perumahan di kota-kota besar yang sangat sulit untuk mengembangkan bangunan ke samping. Maka orang akan melakukan pengembangan ke atas. Dengan hal ini maka instalasi yang digunakan adalah instalasi rumah bertingkat.Instalasi rumah sederhana pada saat ini merupakan sesuatu yang cukup vital bagi masyarakat. Tanpa adanya listrik maka secara tidak langsung suatu kegiatan manusia akan terganggu.
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.
B.  TUJUAN
Tujuan penulisan proposal ini adalah:
1.    Sebagai pemenuhan tugas akhir pada mata kuliah praktikum instalasi perumahan
2.    Mahasiswa dapat membuat rancangan instalasi pada rumah bertingkat
3.    Mahasiswa dapat memasang instalasi listrik dua grup sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya
4.    Mahasiswa dapat memasang instalasi sesuai dengan ketentuan PUIL dan mengutamakan keselamatan kerja

C.  MANFAAT
Manfaat proposal ini adalah sebagai acuan atau pedoman dalam memasang instalasi listrik rumah bertingkat.Sehingga mahasiswa tidak hanya mampu memasang tetapi juga merencanakan serta mengitung kebutuhan bahan.



BAB II
KERANGKA TEORITIS
A.  TEORI DASAR
Listrik merupakan energi yang bersih, mudah dibangkitkan, disalurkan, dikendalikan, dan dirubah dalam berbagai bentuk energilain. Oleh karena itu listrik banyak dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan. Menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor: 03 P/ 40/ M.PE/ 1990, instalasi ketenagalistrikan adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromekanik, mesin-mesin, peralatan, saluran-saluran dan perlengkapannnya, yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi, penyaluran, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 berlaku unutk semua instalasi listrik bangunan.
Selain menguasai persyaratan, perancangan, dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi listrik, hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang ahli listrik adalah kemampuan menggambar dan membaca gambar instalasi.Gambar instalasi memegang peranan penting dan menentukan dalan perancangan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu proyek dapat dilaksanakan.
Rancangan instalasi listrik meliputi:
1.      Gambar situasi
Yaitu gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.
2.      Gambar instalasi, meliputi:
a.    Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak, PHB, dan lain-lain.
b.    Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya.
c.    Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
d.   Tanda atau keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
3.      Gambar diagram garis tunggal, meliputi:
a.    Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.
b.    Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.
c.    Ukuran dan besar penghantar yang dipakai
d.   Sistem pembumiannya
4.      Gambar detail, meliputi:
a.       Perkiraan ukuran fisik dari PHB
b.      Cara pemasangan perlengkapan listrik
c.       Cara pemasangan kabel
d.      Cara kerja instalasi kontrolnya
5.      Perhitungan teknis, meliputi:
a.       Susut tegangan
b.      Perbaikan faktor daya
c.       Beban terpasang dan kebutuhan maksimum
d.      Arus hubung pendeknya dan daya hubung pendek
e.       Tingakat penerangan
6.      Tabel bahan instalasi, meliputi:
a.       Jumlah dan jenis kabel, penghantar, dan perlengkapan listrik.
b.      Jumlah dan jenis perlengkapan bantu.
c.       Jumlah dan jenis PHB
d.      Jumlah dan jenis armature lampu
7.      Uraian teknis, yang meliputi;
a.       Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang serta cara pemasangannya
b.      Jadwal waktu pelaksanaan
8.      Perkiraan biaya
Pemasangan instalasi mengacu pada gambar rencana dan dimana komponen akan dipasang. Pemasangan kabel listrik dan pipa kabel dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dan dibantu oleh tenaga pembantu.

B.  INSTALASI RUMAH BERTINGKAT
Untuk memasang instalasi pada rumah beringkat sebaiknya mengikuti aturan berikut, yaitu:
1.       Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.
2.       Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik. Bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.
 







3.       Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah ini.





Maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat, terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.
C.  KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling cocok dalam suatu rangkaian instalasi listrik.
1.      Kabel Instalasi Berselubung
Penggunaan kabel instalasi berselubung jika dibandingkan dengan dalam pipa diantaranya:
a.    Lebih mudah dibengkokan
b.    Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam
c.    Sambungan dengan alat pemakai dapat ditiup lebih rapat
2.      Stop Kontak
Aturan pemasangan stop kontak:
a.       Kontak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada disebelah kanan
b.      Kotak kontak dipasang kurang dari 1,25 m diatas lantai harus dilengkapi dengan tutup
c.       Kotak kontak yang dipasang dilantai harus tertutup
d.      Kotak kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengamanu
e.       Arus pengenal kotak kontak harus sesuai dengan daya perlengkapan listrik yang dihubungkan padanya, tetapi tidak kurang dari 5A.
3.      Fiting
Merupakan tempat memasang bola lampu listrik. Fiting terbagi tiga, yaitu:
a.       Fiting langit-langit
Pemasangannya dengan ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan dilengkapi dengan roset.
b.      Fiting gantung
Dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi untuk menahan beban lampu dan kap lampu.Serta untuk menahan konduktor dari tarikan beban tersebut.
c.       Fiting kedap air
Biasanya dipasang pada tempat lembab, terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tembaga dan ulirnya dilengkapi dengan karet yang berbentuk cincin sebagai penahan.
4.      Saklar
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkain listrik. Jenis-jenis saklar:
a.       Saklar tunggal
Saklar tunggal yaitu saklar yang berfungsi hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah lampu.
b.      Saklarkutub ganda
Saklar kutub ganda berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan fasa dengan netral bersama-sama.
c.       Saklar seri
Adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu yang berlainan tempat.
d.      Saklar tukar
Biasanya digunakan pada instalasi rumah/ gedung bertingkat.Pada umumnya saklar tukar ditempatkan di tangga, lorong-lorong kamar, untuk menghidupkan lampu dari dua tempat.
5.      Pengaman
a.       Mengamankan sistem instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/ pesawat yang menggunakan listrik)
b.      Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan netral atau fasa dengan badan (body).
c.       Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
Pengaman ulir
Gambaran mengenai rumah sekering, tudung sekering dan pengepas patron



6.      Klem
Klemadalahsuatu bahan yang digunakan untukmenahanpipa agardapatdipasangpadadindingataulangit-langit.Sengkangdibuatdaripelatbesidanplastikatum, serupadenganbahanpipa.


7.      Kotaksambung
Penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus dilakukan dalam kotak sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa. Karena dikhawatirkan akan mengalami putus akibat penarikan. Selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi keselamatan.














BAB III
METODE PELAKSANAAN

A.    Keselamatan kerja
Pada setiap kegiatan praktikum listrik tentu saja mempunyai kesehatan dan keselamatan kerjanya.Hal ini sangat dibutuhkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Adapun kesehatan dan keselamatan kerja tersebut adalah :
1.    Gunakanlah pakaian praktik.
2.    Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3.    Janganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas yang ditentukan.
4.    Hati-hati dalam melakukan praktik.

B.     Alat yang digunakan
a.    Obeng plus                                 g. Tang lancip    
b.    Obeng minus                              h. Mistar
c.    Tang kombinasi                          i. Multi meter
d.   Tang potong                               j. Pisau
e.    Tang kupas                                 k. Gergaji besi
f.     Tang pembulat                           l. Palu besi

C.    Langkah kerja
1.    Sebelum memulai praktek baca terlebih dahulu rancangan yang akan dibuat
2.    Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
3.    Tandai tata letak semua komponen yang akan dipasang sesuai dengan gambar yang telah dirancang sebelumnya
4.    Potong pipa pvc dengan rapi dan ukur panjangnya sehingga jarak antara saklar sama
5.    Pasang pipa pada dinding dan tempelkan dengan klem
6.    Pasangkan kotak sambung dengan skrup kayu ukuranpada tempat yang telah ditandai.
7.    Potong kabel NYA menurut kebutuhan yang telah ditandai pada papan kerja dengan menambahkan toleransi sebesar 10 %.
8.    Masukkan kabel ke dalam pipa hingga sampai pada kotak sambung ±10 cm lebihnya.
9.    Kupas sepanjang 3 cm semua ujung kabel dalam kotak cabang, sambungkan dengan jenis sambungan ekor babi.
10.    Pasangkan kayu roset dengan sekrup kayu ukuran 1” untuk kedudukan saklar dan fitting.
11.    Pasanglah box sekring dua grup, kupas isolasi ujung kabel, kemudian sambungkan pada terminal-terminal yang pada kotak sekring.
12.    Pasang saklar tunggal dan fitting, hubungkan ujung-ujung kabel yang talah dikupas dengan terminalnya.
13.    Pasangkan Kwh meter satu fasa dan MCB pada posisi yang telah ditandai, hubungkan ujung-ujung kabel dengan terminalnya.
14.    Periksa rangkaian yang telah dipasang menggunakan Multimeter
15.    Jika rangkaian telah benar, tutuplah semua sambungan kabel yang ada dalam kotak cabang dengan isolasiban dan lasdop.
16.    Pasangkan lampu pijar dan patron sekring.
17.    Jika semua rangkaian telah terpasang sesuai dengan gambar rancangan, laporkan hasil praktek kepada dosen pembimbing dan minta persetujuan untuk disambungkan dengan arus listrik.
18.    Apabila hasil praktek telah disetujui, bukalah semua komponen dengan hati-hati.
19.    Kembalikansemuaalat-alatdan bahan ketempat semula kemudian bersihkan tempat praktek.

D.    Gambar Denah Tata Letak, Single Line, Wiring Diagram, Pemipaan, dan Rekapitulasi Daya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar