BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Instalasi yang diatur dalam PUIL
2000 adalah semua instalasi tenaga listrik dalam bangunan dan sekitar sampai
dengan tegangan menengah arus bolak-balik 35 kV dan tegangan 1500 V arus
searah, baik mengenai perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pegujian,
pelayanan, pemeliharaan, maupun pengawasannya, kecuali untuk keadaan khusus
yang diatur dalam peraturan lain.
Rancangan instalasi listrik adalah
berkas gambar rancangan dan uraian teknis yang digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Dalam proposal ini penulis
akan merencanakan instalasi pada rumah bertingkat. Rancangan yang dibuat harus
jelas dan mudah dipahami, sehingga tidak menemukan kesulitan dalam pemasangan.
Pada saat ini penerangan sangat
dibutuhkan baik itu di kota-kota besar maupun di pedesaan yang sampai pada saat
ini masih tidak terjamah akan energi listrik ini.Pada lokasi pedesaan yang
tidak terjamah oleh energi listrik, sangat dibutuhkan energi listrik sebagai
penerangan. Pada umumnya instalasi penerangan di pedesaan tersebut hanya
menggunkan cara instalasi penerangan rumah tangga yang sederhana saja. Yaitu
instalasi rumah sederhana yang tidak bertingkat, hal ini disebabkan karena
lokasi pemukiman yang masih mungkin untuk dikembangkan kesamping.Pada
insatalasi seperti ini menggunakan sekring 1 Fasa dengan 2 group.
Lain halnya dengan instalasi
perumahan di kota-kota besar yang sangat sulit untuk mengembangkan bangunan ke
samping. Maka orang akan melakukan pengembangan ke atas. Dengan hal ini maka
instalasi yang digunakan adalah instalasi rumah bertingkat.Instalasi rumah
sederhana pada saat ini merupakan sesuatu yang cukup vital bagi masyarakat.
Tanpa adanya listrik maka secara tidak langsung suatu kegiatan manusia akan terganggu.
Untuk pemasangan instalasi listrik
penerangan dan tenaga untuk rumah terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar
rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah
rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi
dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan
syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang
berwajib yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.
B.
TUJUAN
Tujuan penulisan proposal ini adalah:
1. Sebagai
pemenuhan tugas akhir pada mata kuliah praktikum instalasi perumahan
2. Mahasiswa
dapat membuat rancangan instalasi pada rumah bertingkat
3. Mahasiswa
dapat memasang instalasi listrik dua grup sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya
4. Mahasiswa
dapat memasang instalasi sesuai dengan ketentuan PUIL dan mengutamakan
keselamatan kerja
C.
MANFAAT
Manfaat proposal ini adalah sebagai
acuan atau pedoman dalam memasang instalasi listrik rumah bertingkat.Sehingga
mahasiswa tidak hanya mampu memasang tetapi juga merencanakan serta mengitung
kebutuhan bahan.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A.
TEORI
DASAR
Listrik merupakan energi yang
bersih, mudah dibangkitkan, disalurkan, dikendalikan, dan dirubah dalam
berbagai bentuk energilain. Oleh karena itu listrik banyak dimanfaatkan untuk
menunjang kehidupan. Menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor:
03 P/ 40/ M.PE/ 1990, instalasi ketenagalistrikan adalah bangunan-bangunan
sipil dan elektromekanik, mesin-mesin, peralatan, saluran-saluran dan
perlengkapannnya, yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi,
penyaluran, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik. Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2000 berlaku unutk semua instalasi listrik bangunan.
Selain menguasai persyaratan,
perancangan, dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi listrik, hal
yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang ahli listrik adalah kemampuan
menggambar dan membaca gambar instalasi.Gambar instalasi memegang peranan
penting dan menentukan dalan perancangan instalasi, karena hanya dengan bantuan
gambar suatu proyek dapat dilaksanakan.
Rancangan instalasi listrik meliputi:
1. Gambar
situasi
Yaitu
gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan
dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.
2. Gambar
instalasi, meliputi:
a. Rancangan
tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik
beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak
kontak, PHB, dan lain-lain.
b. Rancangan
hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya.
c. Gambar
hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian tanda yang
jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
d. Tanda
atau keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
3. Gambar
diagram garis tunggal, meliputi:
a. Diagram
PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.
b. Keterangan
mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.
c. Ukuran
dan besar penghantar yang dipakai
d. Sistem
pembumiannya
4. Gambar
detail, meliputi:
a. Perkiraan
ukuran fisik dari PHB
b. Cara
pemasangan perlengkapan listrik
c. Cara
pemasangan kabel
d. Cara
kerja instalasi kontrolnya
5. Perhitungan
teknis, meliputi:
a. Susut
tegangan
b. Perbaikan
faktor daya
c. Beban
terpasang dan kebutuhan maksimum
d. Arus
hubung pendeknya dan daya hubung pendek
e. Tingakat
penerangan
6. Tabel
bahan instalasi, meliputi:
a. Jumlah
dan jenis kabel, penghantar, dan perlengkapan listrik.
b. Jumlah
dan jenis perlengkapan bantu.
c. Jumlah
dan jenis PHB
d. Jumlah
dan jenis armature lampu
7. Uraian
teknis, yang meliputi;
a. Ketentuan
teknis perlengkapan listrik yang dipasang serta cara pemasangannya
b. Jadwal
waktu pelaksanaan
8. Perkiraan
biaya
Pemasangan
instalasi mengacu pada gambar rencana dan dimana komponen akan dipasang.
Pemasangan kabel listrik dan pipa kabel dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dan dibantu oleh tenaga pembantu.
B.
INSTALASI
RUMAH BERTINGKAT
Untuk memasang instalasi pada rumah
beringkat sebaiknya mengikuti aturan berikut, yaitu:
1.
Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang
berbeda untuk tiap lantai.
2.
Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai
atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam
tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur
tersebut terlindungi dengan baik. Bisa menggunakan pipa peralon atau bahan
lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap
air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti
gambar dibawah ini.
3.
Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi
titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran
menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika
lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil
contoh denah sederhana dibawah ini.
Maka
ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat
seperti gambar dibawah ini.
Jika
dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju
lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Pastikan
pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat,
terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk
lebih melindungi dari kebocoran.
C.
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Komponen
instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling cocok dalam suatu
rangkaian instalasi listrik.
1. Kabel Instalasi Berselubung
Penggunaan kabel instalasi
berselubung jika dibandingkan dengan dalam pipa diantaranya:
a. Lebih mudah dibengkokan
b. Lebih tahan terhadap pengaruh asam
dan uap atau gas tajam
c. Sambungan dengan alat pemakai dapat
ditiup lebih rapat
2. Stop
Kontak
Aturan
pemasangan stop kontak:
a. Kontak-kontak
dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada disebelah kanan
b. Kotak
kontak dipasang kurang dari 1,25 m diatas lantai harus dilengkapi dengan tutup
c. Kotak
kontak yang dipasang dilantai harus tertutup
d. Kotak
kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengamanu
e. Arus
pengenal kotak kontak harus sesuai dengan daya perlengkapan listrik yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak kurang dari 5A.
3. Fiting
Merupakan
tempat memasang bola lampu listrik. Fiting terbagi tiga, yaitu:
a. Fiting
langit-langit
Pemasangannya dengan
ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan dilengkapi dengan roset.
b. Fiting
gantung
Dilengkapi
dengan tali snur yang berfungsi untuk menahan beban lampu dan kap lampu.Serta
untuk menahan konduktor dari tarikan beban tersebut.
c. Fiting
kedap air
Biasanya
dipasang pada tempat lembab, terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya
terbuat dari logam kuningan atau tembaga dan ulirnya dilengkapi dengan karet
yang berbentuk cincin sebagai penahan.
4. Saklar
Berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan rangkain listrik. Jenis-jenis saklar:
a. Saklar
tunggal
Saklar
tunggal yaitu saklar yang berfungsi hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah
lampu.
b. Saklarkutub
ganda
Saklar
kutub ganda berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan fasa dengan netral
bersama-sama.
c.
Saklar seri
Adalah
saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu yang berlainan
tempat.
d.
Saklar tukar
Biasanya
digunakan pada instalasi rumah/ gedung bertingkat.Pada umumnya saklar tukar
ditempatkan di tangga, lorong-lorong kamar, untuk menghidupkan lampu dari dua
tempat.
5. Pengaman
a. Mengamankan sistem instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/ pesawat
yang menggunakan listrik)
b. Melindungi/membatasi arus lebih
yang disebabkan oleh pemakaian beban yang berlebihan dan akibat hubung singkat
antara fasa dengan fasa, fasa dengan netral atau fasa dengan badan (body).
c. Melindungi hubung singkat dengan
badan mesin atau perlengkapan lainnya.
Pengaman ulir
Gambaran mengenai rumah sekering,
tudung sekering dan pengepas patron
6.
Klem
Klemadalahsuatu
bahan yang digunakan untukmenahanpipa
agardapatdipasangpadadindingataulangit-langit.Sengkangdibuatdaripelatbesidanplastikatum,
serupadenganbahanpipa.
7.
Kotaksambung
Penyambungan
kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus dilakukan dalam kotak sambung dan
tidak boleh dilakukan dalam pipa. Karena dikhawatirkan akan mengalami putus akibat
penarikan. Selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan memudahkan terjadi
kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi keselamatan.
BAB III
METODE
PELAKSANAAN
A.
Keselamatan
kerja
Pada setiap kegiatan praktikum listrik tentu saja
mempunyai kesehatan dan keselamatan kerjanya.Hal ini sangat dibutuhkan agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Adapun kesehatan dan keselamatan
kerja tersebut adalah :
1. Gunakanlah
pakaian praktik.
2. Bacalah
dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Janganlah
memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas yang ditentukan.
4. Hati-hati
dalam melakukan praktik.
B.
Alat
yang digunakan
a. Obeng plus g.
Tang lancip
b. Obeng minus h.
Mistar
c. Tang kombinasi i. Multi meter
d. Tang
potong j.
Pisau
e. Tang kupas k. Gergaji besi
f. Tang
pembulat l. Palu
besi
C.
Langkah
kerja
1. Sebelum
memulai praktek baca terlebih dahulu rancangan yang akan dibuat
2. Persiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan
3. Tandai
tata letak semua komponen yang akan dipasang sesuai dengan gambar yang telah
dirancang sebelumnya
4.
Potong
pipa pvc dengan rapi dan ukur panjangnya sehingga jarak antara saklar sama
5. Pasang pipa pada dinding dan tempelkan dengan klem
6.
Pasangkan
kotak sambung dengan skrup kayu ukuranpada tempat yang telah ditandai.
7.
Potong
kabel NYA menurut kebutuhan yang telah ditandai pada papan kerja dengan menambahkan
toleransi sebesar 10 %.
8.
Masukkan
kabel ke dalam pipa hingga sampai pada kotak sambung ±10 cm lebihnya.
9.
Kupas
sepanjang 3 cm semua ujung kabel dalam kotak cabang, sambungkan dengan jenis
sambungan ekor babi.
10. Pasangkan kayu roset dengan sekrup kayu ukuran 1” untuk
kedudukan saklar dan fitting.
11. Pasanglah box sekring dua grup, kupas isolasi ujung
kabel, kemudian sambungkan pada terminal-terminal yang pada kotak sekring.
12. Pasang saklar tunggal dan fitting, hubungkan ujung-ujung
kabel yang talah dikupas dengan terminalnya.
13. Pasangkan Kwh meter satu fasa dan MCB pada posisi yang
telah ditandai, hubungkan ujung-ujung kabel dengan terminalnya.
14. Periksa rangkaian yang telah dipasang menggunakan
Multimeter
15. Jika rangkaian telah benar, tutuplah semua sambungan
kabel yang ada dalam kotak cabang dengan isolasiban dan lasdop.
16. Pasangkan lampu pijar dan patron sekring.
17. Jika semua rangkaian telah terpasang sesuai dengan gambar
rancangan, laporkan hasil praktek kepada dosen pembimbing dan minta persetujuan
untuk disambungkan dengan arus listrik.
18. Apabila hasil praktek telah disetujui, bukalah semua
komponen dengan hati-hati.
19. Kembalikansemuaalat-alatdan bahan
ketempat semula kemudian bersihkan tempat praktek.
D.
Gambar
Denah Tata Letak, Single Line, Wiring Diagram, Pemipaan, dan Rekapitulasi Daya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar