BAHAYA NARKOBA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Salah satu persoalan besar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, dan
juga bangsa-bangsa lainnya di dunia saat ini adalah seputar maraknya
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba), yang semakin
hari semakin mengkhawatirkan.
Saat ini, jutaan orang telah terjerumus ke dalam ‘lembah
hitam’ narkoba. Dan ribuan nyawa telah melayang karena jeratan ‘lingkaran
setan’ bernama narkoba. Telah banyak keluarga yang
hancur karenanya. Tidak sedikit pula generasi muda yang kehilangan masa depan karena perangkap ‘makhluk’ yang disebut
narkoba ini.
Padahal , kita semua
mafhum bahwa pondasi utama penyokong tegaknya bangsa ini dimulaidari keluarga.
Ketika keluarga hancur, rapuh pula bangunan bangsa di negeri ini. Selanjutnya,
keberlangsungan kehidupan suatu masyarakat, bangsa dan negara, ditopang oleh
hadirnya generasi penerus, yakni generasi muda. Jika generasi muda sudah
kehilangan masa depan, gamang menatap hidup, lantas
apalagi yang bisa diharapkan bagi kehidupan bangsa
ini dimasa yang akan datang?
Untuk itu, melalui tulisan singkat ini penulis
ingin urun rembug dalam menyikapi persoalan seputar maraknya penyalahgunaan
narkoba, dan bagaimana solusi untuk menghadapinya. Narkoba, The Common
EnemyBisa dikatakan, selain korupsi, saat ini yang menjadi musuh bersama (the common
enemy) bangsa Indonesia adalah narkoba. Dampak negatif yangditimbulkan akibat penggunaan
narkoba, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, dan moral yang tampak
jelas hadir di hadapan kita adalah alasan kuat mengapa ‘barang
haram’ tersebut menjadi musuh bersama masyarakat negeri ini.
Munculnya generasi ‘junkies’ yang gamang
menatap hidup, tingginya angka penderita virus HIV/ AIDS yang mematikan,
dan sederet persoalan sosial lainnya siap menghadang bangsa ini, sebagai akibat dari semakin
meningkatnya jumlah pemakai narkoba.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN)
tahun 2006, penyalahgunaan dan peredaran narkotika menyentuh 1,5 persen dari jumlah
penduduk Indonesia atau sekitar 3,2 juta orang. Sebanyak 69 persen dari jumlah
itu atau 2.208.000 orang adalah pengguna teratur. Sisanya,
sekitar 31 persen atau 992.000 orang,
tergolong pecandu. (Kompas, 23/4/2007)
Sedangkan angka kematian akibat penggunaan
narkoba mencapai 1,5 persen dari pecandu per tahun atau sekitar 15 ribu orang. (www.liputan6sctv.com)
Jumlah angka kematian yang rlatif
tinggi ini, sebagian besar akibat narkoba suntik. Data The Centre for Harm
Reduction (CHR) dan Asian Harm Reduction Network (AHRN) menyatakan, pemakaian
dan penyuntikan narkoba meningkat di seluruh dunia, melibatkan 20 juta orang di 128 negara. Negara-negara
berkembang terutama di Asia selatan, Asia Tenggara, dan Amerika latin adalah
tempat terjadinya perubahan tercepat.
Kenyataan lain menyebutkan bahwa tingginya
pemakaian narkoba suntik memicu peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS. Dalam
konteks Indonesia, pada tahun
2002, dari 110.000 orangpengidap HIV/AIDS, 42.000 di
antaranya adalah pengguna narkoba suntik. (Adi Prinantyo, Kompas Cyber Media (KCM),
2002)
Sejumlah data di atas tentu membuat miris serta
mengkhawatirkan kita semua, akan seperti
apa kondisi bangsa ini ke depan jika anak bangsanya telah terjerumus ke dalam
jeratan narkoba?
Dalam pandangan penulis, kondisi masyarakat
seperti ini, jika dibiarkan berlarut-larut akanmenjadi
preseden buruk bagi kehidupan bangsa ini ke depan. Karena dampak negatif
narkoba, selain berakibat buruk bagi kondisik fisik dan psikis seseorang, juga akan menghadirkan
distorsi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, terjadi dehumanisasi yang disebabkan
oleh kapasitas intelektual, mental dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi samudera
kehidupan globalyang sarat
tantangan ini.
Singkatnya, fenomena ini jika tidak segera
ditangani akan melahirkan ekses negatif bagi kehidupan
bangsa ini di masa yang akan datang.
Menyikapi kondisi yang memprihatinkan
ini, hendaknya disadari oleh segenap elemen bangsa, bahwa narkoba merupakan
‘musuh bersama’ (the common enemy) yang harus diperangi oleh semua kalangan.
Dalam hal ini, peran
serta masyarakat untuk
bahu membahu bersama pemerintah melawan narkoba adalah harga mati yang tidak
bisa ditawar-tawar. Solusi Dalam hal ini, penulis mengelompokkan solusi atas
persoalan narkoba ini ke dalam dua komponen penting penyelenggara negara ini,
yaitu pemerintah dan masyarakat. 1. Peran PemerintahHemat penulis, solusi yang bisa
ditawarkan pemerintah atas persoalan narkoba ini adalah sebagai
berikut:Pertama, tindakan preventif. Yaitu berupa penyuluhan, seminar,
workshop, pelatihan dan sejenisnya tentang narkoba dan bahayanya ke sejumlah
sekolah, perguruan tinggi serta masyarakat secara luas. Dengan demikian,
masyarakat menjadi mafhumakan bahaya
serta dampak negatif narkoba. Cara alternatif lain yang juga
bisa dilakukan dalam upaya preventif ini, adalah dengan menciptakan Iklan
Layanan Masyarakat tentang bahaya narkoba yang ditayangkan oleh sejumlah stasiun
televisi di negeri ini.
Kedua, tindakan represif. Yaitu berupa upaya
rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi pemakai atau
bahkan pecandu narkoba. Dalam hal ini, pemerintah perlu menambah jumlah pusat
rehabilitasi bagi para pengguna narkoba, seiring meningkatnya jumlah
penyalahguna barang haram tersebut. Dalam proses pelaksanaan reabilitasi
tersebut, pemerintah hendaknya menjalin kerjasama yang baik
dengan tim medis, psikolog, psikiater dan agamawan. Sehingga proses
rehabilitasi akan berjalan lancar. Dengan demikian,
bahaya serta dampak buruk penyalahgunaan narkoba dapat dieliminasi sedini
mungkin.
2. Peran MasyarakatAdapun solusi alternatif yang dapat
dilakukan oleh masyarakat (Non-pemerintah) dalam mengatasi masalah narkoba ini,
adalah dengan menggunakan beberapa pendekatan yang diterapkan kepada mereka, baik yang belum
ataupun yang sudah terjerat belitan narkoba.
Beberapa pendekatan yang penulis maksud adalah sebagai berikut:
Pertama, pendekatan agama (religius). Melalui
pendekatan ini, mereka yang masih ‘bersih’ daridunia narkoba, senantiasa
ditanamkan ajaran agama yang mereka anut. Agama apa pun, tidak ada yang menghendaki
pemeluknya untuk merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya. Setiap
agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan,
baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi
mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan
narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung
di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dengan jalan demikian,
diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka
mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
Kedua, pendekatan psikologis. Dengan pendekatan
ini, mereka yang belum terjamah ‘kenikmatan semu’
narkoba, diberikan nasihat dari ‘hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat
dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui
pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam
hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah
larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui,
apakah mereka masuk dalam kategori pribadiyang ekstrovert (terbuka), introvert
(tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka,
maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata,
menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yangsebelumnya
berserakan, sehingga menjadi utuh kembali.
Ketiga, pendekatan sosial. Baik bagi mereka yang belum,
maupun yang sudah masuk dalam ‘sisi kelam’
narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka merupakan bagian
penting dalam keluarga dan lingkungannya. Dengan penanaman sikap seperti ini,
maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di tengah keluarga dan masyarakat
memiliki arti penting. Dengan beberapa pendekatan di atas, diharapkan mampu
menggerakkan hati para remaja dan generasi muda yang masih
‘suci’ dari kelamnya dunia narkoba untuk tidak
larut dalam trend pergaulan yang menyesatkan. Dan bagi mereka yang sudah
tercebur ke dalam ‘kubangan’ dunia narkoba, melalui beberapa pendekatan
tersebut, diharapkan dapat kembali sadar akanarti
penting kehidupan ini, yang amat sayang jika digadaikan dengan
kesenangan yang nisbi.
Dengan demikian, jika pemerintah dan masyarakat
menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, niscaya upaya memerangi narkoba
serta menyelamatkan bangsa Indonesia dari “bahaya mematikan” narkoba akan
menemui titik terang.
Solusi yang tepat jangan anda putus asah… KI .angen jallo akan membantu anda semua dengan Angka ritual/GHOIB: butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol Apabila ada waktu silahkan Hub: KI agen jallo DI NO: [[[ 085-283 790 444 ]]] ANGKA GHOIB: SINGAPUR 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB: HONGKONG 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB; TEXAS ANGKA GHOIB; TOTO/ MAGNUM 4D/5D/6D/ ANGKA GHOIB; LAOS/JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI
BalasHapusTRIM’S ROO,MX SOBAT
Solusi yang tepat jangan anda putus asah… KI .angen jallo akan membantu anda semua dengan Angka ritual/GHOIB: butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol Apabila ada waktu silahkan Hub: KI agen jallo DI NO: [[[ 085-283 790 444 ]]] ANGKA GHOIB: SINGAPUR 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB: HONGKONG 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB; TEXAS ANGKA GHOIB; TOTO/ MAGNUM 4D/5D/6D/ ANGKA GHOIB; LAOS/JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI
TRIM’S ROO,MX SOBAT
Solusi yang tepat jangan anda putus asah… KI .angen jallo akan membantu anda semua dengan Angka ritual/GHOIB: butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol Apabila ada waktu silahkan Hub: KI agen jallo DI NO: [[[ 085-283 790 444 ]]] ANGKA GHOIB: SINGAPUR 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB: HONGKONG 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB; TEXAS ANGKA GHOIB; TOTO/ MAGNUM 4D/5D/6D/ ANGKA GHOIB; LAOS/JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI
TRIM’S ROO,MX SOBAT