ALI MIDDIN |
ILMU BAHAN LISTRIK
2-6. Bilangan koordinasi
Selama ini kita baru membahas kombinasi dari dua atom,
karena kebanyakan bahan tehnik terdiri dari kelompok atom yang terkoordinir,
perhatian perlu diarahkan pada kelompok poli atom. Oleh karena itu sewaktu
menganalisa ikatan atom, kita perlu mengetahui bilangan koordinasinya.
Bilangan koordinasi, BK, adalah suatu bilangan yang menunjukkan jumlah
tetangga terdekat suatu atom.
Gambar 2.4. Bilangan koordinasi untuk ikatan ion
Pada gambar 2.4 diatas
jelas dapat dilihat bilangan koordinasi karbon adalah empat.
Bilangan koordinasi atom, tergantung pada dua faktor.
Yang pertama adalah kovalensi, jumlah ikatan kovalen disekitar suatu atom
tergantung pada jumlah elektron valensinya.
Faktor kedua yang mempengaruhi bilangan koordinasi adalah
penumpukan atom. Karena sejumlah
energi bebas bila ion dengan muatan yang berbeda saling mendekati, bahan dengan
ikatan ion umumnya memiliki bilangan koordinasi yang tinggi, yaitu mempunyai
sebanyak mungkin tetangga terdekat tanpa menimbulkan gaya tolak menolak yang
kuat antara ion dengan muatan sama.
2.7. Jenis bahan
Untuk memudahkan pembahasan, bahan dibagi batas tiga
kelompok utama yaitu : logam, polimer (atau plastik) dan keramik. Kenyataannya
pengelompokan ini merupakan pembagian yang ideal karena kebanyakan bahan
memiliki sifat gabungan.
Logam
Bahan ini memilik ciri-ciri : daya hantar panas dan daya
hantar listriknya tinggi. Kedap cahaya dan biasanya dapat dipolis sampai
mengkilap. Disamping itu logam agak berat dan mudah dibentuk.
Faktor-faktor apa yang melandasi karakteristik tersebut
diatas ?. Jawaban yang paling sederhana ialah bahwa sifat logam tersebut oleh
karena beberapa elektron terdislokalisir dan dapat meninggalkan atom induknya.
Karena beberapa elektron dalam logam terdislokalisir, mereka dengan mudah
memindahkan muatan listrik dan energi thermal.
Sifat kedap cahaya dan daya pantul logam disebabkan oleh
tanggap elektron yang terdislokalisir terhadap getaran elektromagnetik pada
frekuensi tinggi. Hal ini juga merupakan hasil daripada kebebasan partial
beberapa elektron dari atom induknya.
Polimer (atau plastik)
Polimer mempunyai BD yang rendah dan dapat digunakan
sebagai bahan isolator panas dan listrik. Kurang baik memantulkan cahaya dan cenderung tembus cahaya
dan bening. Berat jenis fleksibel dan dapat dirubah bentuknya (deformasi).
Sifat ini dimamfaatkan pada proses pembentukan.
Tiap elektron yang
bergabung dengan atom tertentu (atom tertentu). Oleh karena itu daya hantar
listrik dan thermal polimer sangat kecil, disebabkan semua energi thermal
diteruskan dari daerah yang dingin kedaerah yang panas dengan getaran atom,
suatu proses yang lambat dibandingkan
dengan transpor energi elektronik yang terdapat dalam logam. Selain itu
elektron lamban bergerak dalam polimer
lebih muda menyesuaikan getarannya dengan cahaya, oleh karena itu tidak
menyerap berkas cahaya.
Keramik
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan
bukan logam. Banyak sekali contoh bahan keramik, mulai dari semen adukan beton (termasuk
batu-batuannya), gelas, bahan isolasi busi. Sampai dengan oksida bahan-bahan
nuklir UO2.
Setiap jenis bahan tersebut diatas, tadi keras dan rapuh.
Kekerasan dan kerapuhan merupakan ciri khusus dari keramik, disamping
itu keramik juga lebih tahan terhadap suhu tinggi dan lingkungan yang lebih
berat persyaratannya. Dibandingkan dengan logam dan polimer. Dasar dari
karakteristik ini ialah sifat elektronik atomnya.
Susunan atom dalam bahan padat
3. P e n d a h u l u a n
Setelah membahas Ikatan
antar atom maka langkah berikutnya, ditinjau dari segi struktur yaitu menelaah
pola susunan atom, orde jangkau panjang. Hal ini cukup sederhana untuk bahan pada kristalin karena terdapat sel
satuan berulang dalam tiga dimensi. Setiap sel satuan memiliki karakteristik
geometri seluruh kristal.
Dalam bab ini akan
dibahas secara khusus pengaturan atom dalam struktur yang sederhana seperti
(kpr, kps dan htp) dan menelaah dari segi perhitngan berat jenis.
3.1. K r i s t a l
Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer
membentuk kristal ketika bahan tersebut membeku. Dengan ini dimaksudkan bahwa atom-atom mengatur diri
secara teratur dan berulang dalam pola tiga dimensi. Struktur semacam ini
disebut kristal.
Pola teratur dalam jangkauan panjang yang menyangkut
puluhan jarak atom dihasilkan oleh koordinasi atom dalam bahan. Disamping itu
pola ini kadang-kadang menentukan pula bentuk luar dari kristal, contoh yang
dapat dikemukakan adalah bentuk bintang enam bunga salju. Permukaan datar
batu-batu mulia, kristal kwarsa (SiO2).
Dalam setiap contoh yang dikemukakan tadi, pengaturan
atom didalam kristal tetap ada meskipun meskipun bentuk permukaan luarnya
diubah.
Sel satuan. Tata jangkau panjang yang merupakan karaktristik
kristal dapat dilihat pada gambar 3.1. Model ini memperlihatkan beberapa pola
atom kisi yang dapat terjadi bila terdapat satu jenis atom. Karena pada pola
ini terulang secara tak terhinga, untuk mudahnya kisi kristal ini dibagi dalam
sel satuan. Sel satua ini yang mempunyai volume terbatas, dengan ciri-ciri yang
sama dengan kristal secara keseluruhan.
Gambar
3.1. Struktur kristal NaCl
Jarak
yang selalu berulang disebut juga konstanta kisi,
dalam pola jangkau panjang kristal, menentukan ukuran sel satuan, jadi dimensi
yang berulang atau (lihat gambar 3.2)
juga merupakan dimensi sel satuan. Karena pola kristal identik dalam ketiga
arah tegak lurus, sel satuan ini berbentuk kubik dan a konstanta kisi dalam
ketiga arah koordinat. Dalam kristal bukan
kubik, konstanta kisi berbeda dalam ketiga arah koordinat.
Gambar 3.2. Sel satuan
Titik sudut sel satua dapat ditempatkan dimana saja dalam
suatu kristal. Jadi sudut tersebut dapat berada dipusat atom, tempat lain dalam
atom-atom atau diantara atom-atom. Setiap sel mempunyai ciri-ciri geometrik
yang sama dengan kristal keseluruhan.
Gambar 3.3. Konstanta kisi
Sistem kristal. Kristal kubik memiliki pola yang sama
sepanjang ketiga sumbu tegak lurus : a1 = a2 = a3. Kebanyakan logam dan
beberapa jenis keramik berbetuk kubik.
Kristal bukan kubik terjadi bila pola ulangnya tidak sama
dalam ketiga arah koordinatnya atau sudut antara ketiga sumbu kristal tidak
sama dengan 90o. Ada tujuh sistem kristal, dengan karaktristik
geometriknya dapat diketahui seperti
berikut : Kubuk, Tetragonal, Ortorombik, Monoklinik, Triklinik,
Hexagonal dan Rombohedral.
Gambar 3.3 Kristal bukan kubik (a) Tetragonal. (b)
Ortorobik, (c) Hexagonal
3.2. Kisi kubik
Kristal kubik terdiri dari tiga bentuk kisi, kubik
sederhana, kubik pemusatan ruang, kubik pemustan sisi. Suatu kisi
adalah pola yang berulang dalam tiga dimensi dan berbentuk dalam kristal. Sebagian
besar logam memiliki kisi kubik pemustan ruang (kpr) atau kisi pemusatan sisi
(kps).
Logam kubik pemusatan ruang. Besi mempunyai struktur kubik. Pada suhu ruang sel satuan
besi mempunyai atom pada tiap titik sudut kubus dan satu atom pada pusat kubus
(gambar 3.4). Besi merupakan logam yang paling umum digunakan dengan struktur
kubik pemusatan ruang, tetapi bukan satu-satunya.
Gambar 3.4. Struktur
kubik pemusatang ruang
Gambar 3.5. Sel satuan kubik pemusatan ruang
Tiap atom besi dalam struktur kubik pemusatan ruang (kpr)
ini dikelilingi delapan atom tetangga, hal ini berlaku untuk setiap atom, baik
yang terletak pada titik sudut maupun dipusat sel satuan.
Sel satuan logam kpr mempunyai dua atom, satu atom
dipusat kubus dan delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya. Dalam
logam antaara konstanta kisi a dan jari-jari atom R terdapat hubungan sebagai
berikut.
(akpr)logam
= 3.1
Kita dapat menerapkan konsep tumpukan atom (F.T)
pada logam kpr, dengan menggunakan model bola keras maka fraksi volum dari sel
satuan yang ditempati oleh bola-bola tersebut.
Faktor
tumpukan = Volume atom/Volume sel satuan 3.2
Karena dalam sel satua logam kpr terdapat dua buah atom
FT
= 2[4pR3/3]/a3 3.3
= 2[4pR3/3]/[4R/]3
= 0,68
Logam kubik pemustan
sisi. Pengaturan atom dalam tembaga (gambar 3.6) tidak sama dengan pengaturan
atom dalam besi, meski keduanya kubik. Disamping atom pada setiap titik sudut
sel satuan tembaga, terdapat sebuah atom ditengah setiap bidang permukaan,
namun tak satupun dititik pusat kubus.
Struktur
kubik pemustan sisi (kps) ini lebih sering dijumpai
pada logam antara lain, Aluminium tembaga dan lain-lain.
Gambar 3.6. Struktur kubik pemustan sisi
Logam dengan struktur kps mempunyai empat kali lebih
banyak atom. Ke delapan atom pada titik sudut menghasilkan satu atom, dan
keenam bidang sisi menghasilkan 3 atom persel satuan (gambar 3.7). Dalam logam,
hubungan antara konstanta kisi a dengan jari-jari R dinyatakan dalam persamaan
:
(akpr)logam
= 3.4
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa faktor
tumpukan logam kps adalah 0,74 yang ternyata lebih besar dari nilai 0,68
untuk logam kpr.
Gambar 3.7. Sel satuan kubik pemusatan sisi (logam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar