PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MEDIA FESTO FLUIDSIM
DAN MODEL PADA MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN
SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK KELAS XI TITL
SMKN 1 LEMBAH MELINTANG
JURNAL
OLEH:
ALI MIDDIN
1201880.2012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MEDIA FESTO FLUIDSIM
DAN MODEL PADA MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN
SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK KELAS XI TITL
SMKN 1 LEMBAH MELINTANG
(1) Alimiddin,
(2) Ridwan, (2) Hansi Effendi
Pendidikan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Kampus Air
Tawar, Padang 25131, Indonesia
Abstract - This research is
motivated by the results of student learning in subjects Operating System
Electromagnetic Control is still low and there are still students who have not
reached the KKM. Seen from mastery learning XI TITL class students who
completed ranged between 40% and 60% complete. This can
happen due to lack of students are actively involved in the learning process.
Therefore, it is necessary learning medium capable of engaging students to
understand the material well in order to learn the results of Operating Control
System Electromagnetic increase. The purpose of this study was to determine
differences in learning outcomes of students' media use Festo Fluidsim with a
real model in learning Operating System Electromagnetic Control on XI TITL
class student at SMKN 1 Lembah Melintang.
This
research is a quasi-experimental, with research subjects in class XI TITL SMKN
1 Lembah Melintang West Pasaman, registered in the academic year 2016/2017
which consists of class XI TITL 1 and class XI TITL 2. From these two classes
were selected randomly, XI TITL 1class
as the control class and class XI TITL 2 as an experimental class. To
see the initial ability of students to analyze the value of Deuteronomy Daily in
the Basic Competency earlier on subjects Operating System Electromagnetic
Control. Grading randomly done because the average results of daily tests
students did not differ significantly.
Student
learning outcomes using Festo Fluidsim media has an average of 79,14 and learning outcomes of students who use
the media the real model has an average of 73,33. Results namely 3.398 > 1.672
at significant level of 0.05. Thus the results of this study show that there is
a difference in student learning outcomes using media Festo Fluidsim with a
real model in learning Operating System Electromagnetic Control in SMKN 1 Lembah
Melintang.
Keywords: Learning Outcomes,
Festo Fluidsim, Model
A.
Pendahuluan
Sekolah merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang akan menghasilkan lulusan yang nantinya diharapkan
mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia usaha/dunia industri. Sekolah
yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM)
yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990,
Pasal 3 ayat 2, yaitu, “Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
serta mengembangkan sikap profesional”..
Menurut Langeveld
dalam Hasbullah (2005: 2) “Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau
lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Sedangkan
Ahmad D. Marimba mengemukakan teorinya tentang pendidikan dalam Hasbullah
(2005: 3) bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.
Jadi, dari beberapa
penjelasan mengenai pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha
yang dilakukan oleh seseorang dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya,
yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam dan diluar sekolah yang
telah menjadi tanggung jawab bersama semua manusia termasuk pemerintah untuk
kemajuan bangsa dan negara.
Dalam perkembangan
dunia pendidikan saat ini, menghendaki adanya pembaharuan dalam proses
pembelajaran agar tidak terkesan kaku dan membosankan. Pembaharuan tersebut
diharapkan mampu menjadi motivasi bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman
materi yang diajarkan oleh guru. Salah satu contoh pembaharuan yang dapat
dilakukan oleh seorang guru adalah menggunakan metode pembelajaran dan media
pemebelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran sehingga motivasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi meningkat,
penggunaan media pembelajaran yang tepat,
dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu,
media yang menarik akan meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, salah
satunya adalah media simulasi.
Simulasi
adalah suatu cara untuk menggambarkan atau menampilkan karakteristik dari sutu
sistem yang nyata. Pada simulasi dibuat perencanaan sistem yang menyerupai
kenyataan, supaya bila terjadi ketidaksesuaian dalam sistem dapat langsung
diperbaiki. simulasi dapat mendeteksi kesalahan, sehingga mempermudah pengguna
dalam mengetahui kesalahan yang telah terjadi dalam suatu sistem. Dengan cara
ini, sistem di dunia nyata tidak disentuh atau diubah sampai keuntungan dan
kerugian dari apa yang menjadi kebijakan utama suatu keputusan diuji cobakan
dalam simulasi.
Pada dasarnya simulasi digunakan
agar tidak terjadi kerugian pada dunia nyata, metode simulasi tidak memakan
waktu dan biaya yang dihabiskan hanya tenaga berpikir dalam mengembangkan
simulasi dan menciptakan simulasi. Media simulasi yang dipilih dalam penerapan
proses pembelajaran dalam mata pelajaran mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik ini adalah Software simulasi Festo
Fluidsim, yakni sebuah software
yang diproduksi oleh FESTO yang
digunakan untuk melihat simulasi dari sebuah rangkaian dalam bidang Pneumatik,
Hidrolik, dan Pragrammable Logic
Controller (PLC). Penggunaan Software
Festo Fluidsim
sebagai media pembelajaran diharapkan mampu menghadirkan
suasana belajar yang menyenangkan yang nantinya bisa
meningkatkan motivasi dan minat belajar
siswa yang pada akhirnya juga meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan media yang tepat akan membantu siswa dalam
memahami materi pembelajaran yang sulit. Namun dalam kenyataannya saat ini, sebagian guru hanya menggunakan metode ceramah
dengan memanfaatkan papan tulis sebagai media. Sehingga siswa merasa bosan dan terpaku
ke papan tulis tanpa mengetahui bagaimana bentuk dan proses dari sebuah
rangkaian jika dialiri dengan arus listrik, siswa hanya bisa menerka-nerka
proses yang akan terjadi jika rangkaian tersebut dialiri arus listrik.
Dari masalah semacam ini timbul dalam pemikiran siswa
yang beranggapan bahwa materi pembelajaran yang diberikan oleh guru sangat
sulit, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
Tabel 1. Hasil belajar mid semester siswa kelas XI TITL SMKN 1 Lembah
Melintang pada mata pelajaran Mengoperasikan
Sistem Pengendali
Elektromagnetik tahun ajaran 2016/2017
Kelas
|
Rata-rata ()
|
N
|
S
|
S2
|
XI
TITL I
|
65,00
|
30
|
7,91
|
62,57
|
XI
TITL II
|
68,45
|
29
|
5,80
|
33,64
|
Sumber: Guru mata pelajaran MSPE SMKN1 Lembah Melintang
Pelaksanaan kegiatatan pembelajaran
disusun dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya
memiliki tiga kegiatan pembelajaran, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir atau penutup. Semuanya telah dirancang dengan jumlah waktu
tertentu setiap kegiatan. Mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik dibagi dalam dua
kategori yakni teori dan praktik, kegiatan pembelajaran teori dilaksanakan pada
semester ganjil dan kegiatan praktikum dilaksanakan pada semester genap. Materi
pada mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik secara umum meliputi kontaktor, push button, timer
dan aplikasinya didunia kelistrikan.
Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk dapat membaca setiap rangkaian, memahami,
dan menganalisis setiap rangkaian agar nantinya pada kegiatan praktikum tidak
terjadi kesalahan dan waktu bisa digunakan bisa menjadi menjadi lebih efektif.
Kenyataannya berdasarkan hasil observasi
di SMKN 1 Lembah Melintang
pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik
pada tahun-tahun sebelumnya nilai rata-rata yang didapat oleh siswa sangat
rendah, dan pada kegiatan praktikum juga tidak
terlaksana secara optimal, hal ini juga
terlihat pada tabel 1 diatas. Dari 30 orang siswa rata-rata 65,00 dikelas XI
TITL I dan rata-rata XI TITL II 29 orang siswa 68,45 belum mencapai KKM.
Pada KD Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromagnetik, guru mata pelajaran mengatakan
dalam proses pembelajaran teori sangat dibutuhkan alat peraga berupa simukasi dari berbagai jenis rangkaian, namun karena minimnya
peralatan yang dimiliki oleh SMKN 1 Lembah
Melintang khususnya pada peralatan elektromagnetik maka
permasalahan tersebut bisa sedikit teratasi dengan bantuan media pembelajaran Festo
Fluidsim. Pada media Festo Fluidsim terdapat
berbagai jenis kontaktor
beserta keterangan dan animasinya jika dihubungkan dengan komponen pneumatik
lainnya seperti push button.
Jika rangkaian pneumatik tersebut disimulasikan maka akan terlihat letak,
fungsi, dan cara kerja dari setiap port-port yang ada di rangkaian kendali tersebut.
Festo Fluidsim merupakan
media pembelajaran simulasi dasar pneumatik. Fluidsim merupakan hasil kerja
sama antara University of Paderborn,
FESTO Didactic GmbH & Co. KG, and art system software GmbH, Paderborn. Tujuan utamanya adalah
mensimulasikan rangkaian, didalamnya memuat gambar diagram elektro-pneumatik
yang dapat disimulasikan. Fluidsim
memberikan kemudahan dalam penyusunan rangkaian pneumatik, jenis-jenis relay disimbolkan dengan
standar yang ada, untuk menyusun sebuah rangkaian tinggal menghubungkan antar kontak dari anak kontak relay
yang ada dan masing-masing telah dilengkapi dengan system sesuai kebutuhan kerja.
Baik itu dengan manual maupun otomatis. Setelah
diagram rangkaian tersusun diagram dapat dijalankan untuk mensimulasikan
gerakan yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut. Sebelum dijalankan maka akan
muncul pemberitahuan apabila terjadi kesalahan dalam merangkai komponen. Ketika
simulasi telah berjalan maka akan diamati arah aliran fluida serta komponen mana saja yang sedang bekerja. Selain
itu, kelebihan dari Fluidsim Pneumatic ini
adalah diagram dilengkapi dengan visualisai gambar nyata dari gambar diagram
yang ada.
Mata pelajaran
mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik merupakan mata pelajaran yang
diajarkan pada siswa kelas XI jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang
membahas tentang Pneumatik, seperti Kontaktor, push button, relay dan timer dan aplikasinya di dunia industri.
Mata pelajaran ini
diajarkan setiap semester untuk kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik,
di SMKN 1 Lembah Melintang
sendiri untuk kegiatan teori dilaksanakan pada sebelum kegiatan pratikumpada setiap kompetensi dasar.
Mata pelajaran ini memiliki lima Kompetensi Dasar (KD),
dari enam Kompetensi Dasar tersebut yang dilakukan penelitian adalah pada KD 1.4 yaitu Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromagnetik.
B.
Metode
Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta
menginterprestasikan data, dan menarik kesimpulan penelitian. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra- eksperimental. Rancangan
penelitian pra-eksperimental ini menggunakan One Group Posttest Design. Sugiyono, (2009:112) mengatakan penelitian yang dilakukan bersifat
quasi eksperimen (eksperimen semu). Dalam penelitian ini siswa dibagi ke dalam
dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan yang hendak dicapai
oleh peneliti ini adalah hasil belajar siswa menggunakan media .festo fluidsim lebih tinggi dibanding
model nyata. Media pembelajaran tersebut dapat dikatakan efektif jika dalam
penggunaannya kompetensi pembelajaran dapat dicapai. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa kelas XI TITL pada mata pelajaran
Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik.
Dalam perencanaan penelitian ini yang
telah tersusun dalam RPP akan diadakan lima kali pertemuan dan diakhir pertemuan
ke-5 diberikan Post-test, dengan
kategori:
1) Pada
RPP I dengan materi menjelaskan
rangkaian DOL (Direct Online)
diadakan satu kali
pertemuan.
2) Pada
RPP ke II dengan menjelaskan
rangkaian operasi beberapa tempat
3) Pada
RPP ke III dengan materi menjelaskan
rangkaian operasi berurutan
4) Pada RPP ke IV dengan materi menjelaskan rangkaian
kendali operasi bergantian
5) Pada RPP V dengan materi menjelaskan rangkaian operasi
motor satu fasa.
Tabel 2.
Rancangan penelitian
Group
|
Treatment
|
Post-test
|
Eksperimen
|
X2
|
O1
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
Keterangan: X2
= Perlakuan berupa penerapan media pembelajaran Festo Fluidsim
C.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
1.
Deskripsi
Data
Data penelitian ini adalah data
hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendali
Elektromagnetik (MSPE) dengan kompetensi
dasar Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromagnetik pada kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik
di SMKN 1 Lembah Melintang yang
berjumlah 59
orang siswa/i. Data awal penelitian ini didapat dari hasil ulangan harian (UH)
sedangkan data akhir didapatkan dari hasil tes akhir (Post-test)
yaitu setelah siswa/I diberikan
perlakuan menggunakan media Festo Fluidsim
dalam pembelajaran MSPE.
a) Data
Post-test
Data post-test
diperoleh melalui tes yang diberikan setelah diterapkannya media Festo
Fluidsim dalam kegiatan pembelajaran MSPE. Nilai post-test
yang diperoleh oleh siswa kelas
eksperimen memiliki rentangan antara 65 – 95 dan kelas kontrol anatara 60 – 87,5.
Tabel
berikut merupakan rangkuman penelitian yang menunjukkan distribusi dari nilai post-test.
Tabel
3. Distribusi data post-test kelas kontrol dan eksperimen
Kelas
|
Nilai
Tertinggi
|
Nilai
Terendah
|
Rata-rata
|
N
|
S
|
Eksperimen
|
95
|
67,5
|
79,14
|
29
|
6,49
|
Kontrol
|
87,5
|
65
|
73,33
|
30
|
6,67
|
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa data yang diperoleh dari nilai post-test
pada kelas eksperimen
skor tertinggi 95
dan skor terendah 67,5
dengan jumlah siswa 29
orang, kelas kontrol skor tertinggi 87,5 dan terendah 65. Dari
perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen () 79,14
simapangan baku (S) 6,49, kelas kontrol () 73,33 dan
simpangan baku (S) 6,67.
Distribusi dari data frekuensi skor
post-test
dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel
4. Distribusi data post-test
kelas eksperimen
Kelas interval
|
Interval nilai
|
F
|
nilai tengah
(Xi)
|
Xi²
|
f . Xi
|
f . Xi²
|
1
|
65.00 - 69.00
|
2
|
67
|
4489,00
|
134,00
|
8978,00
|
2
|
70.00 - 74.00
|
4
|
72
|
5184,00
|
288,00
|
20736,00
|
3
|
75.00 - 79.00
|
6
|
77
|
5929,00
|
462,00
|
35574,00
|
4
|
80.00 - 84.00
|
11
|
82
|
6724,00
|
902,00
|
73964,00
|
5
|
85.00 - 89.00
|
4
|
87
|
7569,00
|
348,00
|
30276,00
|
6
|
90.00 - 94.00
|
1
|
92
|
8464,00
|
92,00
|
8464,00
|
7
|
95.00 - 99.00
|
1
|
97
|
9409,00
|
97,00
|
9409,00
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
29
|
|
|
2323,00
|
187401,00
|
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa
frekuensi terbanyak terletak pada interval skor 80 – 84
(75 – 79 dan 80 – 84) yaitu sebanyak 17 orang berada diatas KKM. KKM yang
ditetapkan sekolah adalah 75, jika hasil post-test ini
dianalisa maka sudah banyak
siswa yang
nilainya mencapai KKM, supaya
lebih jelas dalam melihat tingkatan frekuensi dari interval skor post-test
ini, dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 1.
Grafik distribusi data Post-test kelas eksperimen
Tabel 5.
Distribusi data post-test kelas kontrol
Kelas interval
|
Interval nilai
|
F
|
nilai tengah
(Xi)
|
Xi²
|
f . Xi
|
f . Xi²
|
1
|
65.00 - 69.00
|
8
|
67
|
4489,00
|
536,00
|
35912,00
|
2
|
70.00 - 74.00
|
9
|
72
|
5184,00
|
648,00
|
46656,00
|
3
|
75.00 - 79.00
|
7
|
77
|
5929,00
|
539,00
|
41503,00
|
4
|
80.00 - 84.00
|
3
|
82
|
6724,00
|
246,00
|
20172,00
|
5
|
85.00 - 89.00
|
3
|
87
|
7569,00
|
261,00
|
22707,00
|
Jumlah
|
30
|
|
|
2230,00
|
166950,00
|
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
rentangan nilai yang memiliki
frekuensi tertinggi adalah 70
– 74 dengan jumlah 9 orang,
artinya hasil belajar siswa masih banyak berada dibawah KKM.
Berdasarkan nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, tabel juga menunjukkan
bahwa 13 dari 30 orang jumlah peserta
didik nilainya berada diatas KKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik berikut.
Gambar 2. Grafik distribusi data Post-test kelas kontrol
2.
Pembahasan
Pembelajaran MSPE merupakan salah satu
mata diklat yang wajib dipelajari oleh siswa kelas XI TITL sebagai dasar bagi
mata pelajaran lanjutan pada kelas berikutnya yang membahas tentang kendali elektromagnetik.
Mata pelajaran ini terdiri dari teori dan praktik. Pada kelas teori pelajaran
ini menerapkan konsep-konsep sehingga membuatnya abstrak dan susah untuk
dipahami oleh siswa jika menggunakan metode pembelajaran yang verbal. Dengan
adanya perlakuan
media pembelajaran Festo Fluidsim
ini membuat keabstrakan materi pembelajaran menjadi berkurang dan siswa bisa
dengan mudah memahami materi pembelajaran melalui proses-proses simulasi materi
yang menirukan bentuk kerja nyatanya dari sebuah rangkaian pneumatik, hal ini
membuat hasil belajar siswa meningkat.
Sebuah media pembelajaran
sebelum digunakan terlebih dahulu harus divalidasi oleh pakar. karena media ini
merupakan sebuah software yang
digunakan untuk penerapan bukan pengembangan maka tidak perlu dilakukan proses
validasi, yang perlu di validasi yaitu materi pembelajaran yang terdiri dari
rangkaian-rangkaian pneumatik yang dirangkai menggunakan Festo
Fluidsim
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Materi pembelajaran yang telah
diuji oleh 3
orang validator yaitu dari dosen mata kuliah Instalasi Tenaga Listrik jurusan Teknik Elektro
FT-UNP dan guru mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Kendali Elektromagnetik SMKN 1 Lembah Melintang didapatkan
hasil bahwa materi pembelajaran ini sudah memenuhi tingkat kevalidan yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik hasil 79,31% dikategorikan mencapai KKM.
Setelah proses validasi materi pembelajaran
tahap selanjutnya dilakukan proses penelitian dengan menggunakan media Festo
Fluidsim dan materi pembelajaran yang telah
divalidasi. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilakukan 5 kali pertemuan dan
diakhir pembelajaran pada tatap muka yang ke-5 diberikan Post-test pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang
diberikan perlakuan sebagaimana yang telah diatur dalam RPP. Rata-rata skor Post-test
kelas eksperimen dari
29 orang siswa diperoleh 79,14, kemudian 23 orang siswa nilainya mencapai KKM yang telah
ditetapkan yaitu 75. Sedangkan rata-rata skor Post-test kelas kontrol diperoleh
73,33, kemudian 13 orang dari 30 siswa yang nilainya mencapai
KKM yang telah ditetapkan dan tergolong rendah.
Pada skor Post-test
dilakukan uji normalitas menggunakan perhitungan
Chi kuadrat untuk melihat distribusi
dari masing-masing data tersebut, dan didapatkan hasil uji normalitas kelas eksperimen 2hitung
2tabel
yaitu 3,05 ≤ 9,49 artinya
data tersebut berdistribusi normal, dan hasil uji
normalitas kelas kontrol
2hitung
2tabel
yaitu 4,91 ≤ 7,82 artinya
data tersebut juga berdistribusi normal.
Tahap selanjutnya adalah uji homogenitas
adalah Fhitung≤ Ftabel atau
1,03≤ 1,89 yang berarti data homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis
menggunakan uji-t adalah atau 3,398, perbedaan hasil belajar siswa menggunakan Festo
Fluidsim lebih tinggi dari model.
Tahapan selanjutnya adalah melihat tingkat kevalidan dari soal yang telah digunakan
melalui pengisian angket validitas soal
yang diisi oleh 2 orang guru jurusan TITL SMKN 1 Lembah Melintang dan 59 orang siswa kelas XI TITL diberi post-test
di SMKN 1 Lembah Melintang.
D.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Berdasarkan permasalah-an, tujuan penelitian,
hasil analisis, dan pembahasan yang dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a) Media
pembelajaran Festo Fluidsim
ini sangat cocok digunakan pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem pengendali Elektromagnetik (MSPE) khususnya pada KD Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromagnetik.
b) Perbedaan hasil belajar siswa
dengan menggunakan festo
fluidsim lebih baik dibanding yang menggunakan model dengan perbedaan
rata-rata sebesar 79,14 dengan 73,33.
2.
Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan
dalam penelitian ini adalah:
a.
Pengkondisian peserta
didik pada saat diterapkan media pembelajaran menggunakan Festo
Fluidsim dilakukan
sebaik mungkin agar proses pembelajaran berjalan lancar, kondusif, serta tidak
terjadi kegaduhan dikelas ataupun peserta didik yang membuka aplikasi lain saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
b.
Diharapkan kepada guru
mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik (MSPE) kelas XI TITL SMKN 1 Lembah Melintang untuk dapat
menggunakan media Festo Fluidsim
dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami
materi pembelajaran
c.
Karena mata pelajaran
mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik
(MSPE) adalah mata pelajaran
teori dan praktek yang
pelaksanaannya
dilakukan didalam kelas teori bukan
dan praktek dilabor, maka
diharapkan kepada peserta didik TITL
usahakan untuk memiliki laptop.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta:
Bumi Aksara
Hake. 1999. Analyzing change/gain
Diakses tanggal 11
februari 2017
Hasbulloh. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. rev.ed.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sumadi, Suryabrata. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali
Press
Tata usaha SMK Negeri 1 Lembah
Melintang
Catatan:
Artikel
ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan dosen pembimbing:
1.
Dr. Ridwan, M.Sc, Ed
2.
Dr. Hansi Effendi, M. Kom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar