Senin, 20 Februari 2017

Jurnal ELektro "Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Festo Fluidsim dan Model Pada Mata Peljaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik Kelas Xi TITL SMKN 1 Lembah Melintang"

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA FESTO FLUIDSIM 
DAN MODEL PADA MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK  KELAS XI TITL
SMKN 1 LEMBAH MELINTANG


JURNAL











OLEH:
ALI MIDDIN
1201880.2012










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017








PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA FESTO FLUIDSIM 
DAN MODEL PADA MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK  KELAS XI TITL
SMKN 1 LEMBAH MELINTANG

(1) Alimiddin, (2) Ridwan, (2) Hansi Effendi
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Kampus Air Tawar, Padang 25131, Indonesia



Abstract - This research is motivated by the results of student learning in subjects Operating System Electromagnetic Control is still low and there are still students who have not reached the KKM. Seen from mastery learning XI TITL class students who completed ranged between 40% and 60% complete. This can happen due to lack of students are actively involved in the learning process. Therefore, it is necessary learning medium capable of engaging students to understand the material well in order to learn the results of Operating Control System Electromagnetic increase. The purpose of this study was to determine differences in learning outcomes of students' media use Festo Fluidsim with a real model in learning Operating System Electromagnetic Control on XI TITL class student at SMKN 1 Lembah Melintang.
            This research is a quasi-experimental, with research subjects in class XI TITL SMKN 1 Lembah Melintang West Pasaman, registered in the academic year 2016/2017 which consists of class XI TITL 1 and class XI TITL 2. From these two classes were selected randomly, XI TITL 1class  as the control class and class XI TITL 2 as an experimental class. To see the initial ability of students to analyze the value of Deuteronomy Daily in the Basic Competency earlier on subjects Operating System Electromagnetic Control. Grading randomly done because the average results of daily tests students did not differ significantly.
            Student learning outcomes using Festo Fluidsim media has an average of 79,14 and learning outcomes of students who use the media the real model has an average of 73,33. Results  namely 3.398 > 1.672 at significant level of 0.05. Thus the results of this study show that there is a difference in student learning outcomes using media Festo Fluidsim with a real model in learning Operating System Electromagnetic Control in SMKN 1 Lembah Melintang.

Keywords: Learning Outcomes, Festo Fluidsim, Model






 




A.    Pendahuluan
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan menghasilkan lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia usaha/dunia industri. Sekolah yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2, yaitu, “Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”..
Menurut Langeveld dalam Hasbullah (2005: 2) “Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Sedangkan Ahmad D. Marimba mengemukakan teorinya tentang pendidikan dalam Hasbullah (2005: 3) bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Jadi, dari beberapa penjelasan mengenai pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam dan diluar sekolah yang telah menjadi tanggung jawab bersama semua manusia termasuk pemerintah untuk kemajuan bangsa dan negara.
Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini, menghendaki adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran agar tidak terkesan kaku dan membosankan. Pembaharuan tersebut diharapkan mampu menjadi motivasi bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan oleh guru. Salah satu contoh pembaharuan yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah menggunakan metode pembelajaran dan media pemebelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran sehingga motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi meningkat, penggunaan media pembelajaran yang tepat, dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, media yang menarik akan meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, salah satunya adalah media simulasi.
            Simulasi adalah suatu cara untuk menggambarkan atau menampilkan karakteristik dari sutu sistem yang nyata. Pada simulasi dibuat perencanaan sistem yang menyerupai kenyataan, supaya bila terjadi ketidaksesuaian dalam sistem dapat langsung diperbaiki. simulasi dapat mendeteksi kesalahan, sehingga mempermudah pengguna dalam mengetahui kesalahan yang telah terjadi dalam suatu sistem. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata tidak disentuh atau diubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi kebijakan utama suatu keputusan diuji cobakan dalam simulasi.
Pada dasarnya simulasi digunakan agar tidak terjadi kerugian pada dunia nyata, metode simulasi tidak memakan waktu dan biaya yang dihabiskan hanya tenaga berpikir dalam mengembangkan simulasi dan menciptakan simulasi. Media simulasi yang dipilih dalam penerapan proses pembelajaran dalam mata pelajaran mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik ini adalah Software simulasi Festo Fluidsim, yakni sebuah software yang diproduksi oleh FESTO yang digunakan untuk melihat simulasi dari sebuah rangkaian dalam bidang Pneumatik, Hidrolik, dan Pragrammable Logic Controller (PLC). Penggunaan Software Festo Fluidsim sebagai media pembelajaran diharapkan mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan yang nantinya bisa meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang pada akhirnya juga meningkatkan hasil belajar siswa.
            Penggunaan media yang tepat akan membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang sulit. Namun dalam kenyataannya saat ini, sebagian guru hanya menggunakan metode ceramah dengan memanfaatkan papan tulis sebagai media. Sehingga siswa merasa bosan dan terpaku ke papan tulis tanpa mengetahui bagaimana bentuk dan proses dari sebuah rangkaian jika dialiri dengan arus listrik, siswa hanya bisa menerka-nerka proses yang akan terjadi jika rangkaian tersebut dialiri arus listrik. Dari masalah semacam ini timbul dalam pemikiran siswa yang beranggapan bahwa materi pembelajaran yang diberikan oleh guru sangat sulit, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.


Tabel 1. Hasil belajar  mid semester siswa kelas XI TITL SMKN 1 Lembah
   Melintang pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali
   Elektromagnetik tahun ajaran 2016/2017
Kelas
Rata-rata ()
N
S
S2
XI TITL I
65,00
30
7,91
62,57
XI TITL  II
68,45
29
5,80
33,64
              Sumber: Guru mata pelajaran MSPE SMKN1 Lembah Melintang


Pelaksanaan kegiatatan pembelajaran disusun dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya memiliki tiga kegiatan pembelajaran, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup. Semuanya telah dirancang dengan jumlah waktu tertentu setiap kegiatan. Mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik dibagi dalam dua kategori yakni teori dan praktik, kegiatan pembelajaran teori dilaksanakan pada semester ganjil dan kegiatan praktikum dilaksanakan pada semester genap. Materi pada mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik secara umum meliputi kontaktor, push button, timer dan aplikasinya didunia kelistrikan. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk dapat membaca setiap rangkaian, memahami, dan menganalisis setiap rangkaian agar nantinya pada kegiatan praktikum tidak terjadi kesalahan dan waktu bisa digunakan bisa menjadi menjadi lebih efektif.
Kenyataannya berdasarkan hasil observasi di SMKN 1 Lembah Melintang pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik pada tahun-tahun sebelumnya nilai rata-rata yang didapat oleh siswa sangat rendah, dan pada kegiatan praktikum juga tidak terlaksana secara optimal, hal ini juga terlihat pada tabel 1 diatas. Dari 30 orang siswa rata-rata 65,00 dikelas XI TITL I dan rata-rata XI TITL II 29 orang siswa 68,45 belum mencapai KKM. Pada KD Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromagnetik, guru mata pelajaran mengatakan dalam proses pembelajaran teori sangat dibutuhkan alat peraga berupa simukasi dari berbagai jenis rangkaian, namun karena minimnya peralatan yang dimiliki oleh SMKN 1 Lembah Melintang khususnya pada peralatan elektromagnetik maka permasalahan tersebut bisa sedikit teratasi dengan bantuan media pembelajaran Festo Fluidsim. Pada media Festo Fluidsim terdapat berbagai jenis kontaktor beserta keterangan dan animasinya jika dihubungkan dengan komponen pneumatik lainnya seperti push button. Jika rangkaian pneumatik tersebut disimulasikan maka akan terlihat letak, fungsi, dan cara kerja dari setiap port-port yang ada di rangkaian kendali tersebut.
Festo Fluidsim merupakan media pembelajaran simulasi dasar pneumatik. Fluidsim merupakan hasil kerja sama antara University of Paderborn, FESTO Didactic GmbH & Co. KG, and art system software GmbH, Paderborn. Tujuan utamanya adalah mensimulasikan rangkaian, didalamnya memuat gambar diagram elektro-pneumatik yang dapat disimulasikan. Fluidsim memberikan kemudahan dalam penyusunan rangkaian pneumatik, jenis-jenis relay disimbolkan dengan standar yang ada, untuk menyusun sebuah rangkaian tinggal menghubungkan antar kontak dari anak kontak relay yang ada dan masing-masing telah dilengkapi dengan system sesuai kebutuhan kerja. Baik itu dengan manual maupun otomatis. Setelah diagram rangkaian tersusun diagram dapat dijalankan untuk mensimulasikan gerakan yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut. Sebelum dijalankan maka akan muncul pemberitahuan apabila terjadi kesalahan dalam merangkai komponen. Ketika simulasi telah berjalan maka akan diamati arah aliran fluida serta komponen mana saja yang sedang bekerja. Selain itu, kelebihan dari Fluidsim Pneumatic ini adalah diagram dilengkapi dengan visualisai gambar nyata dari gambar diagram yang ada.
Mata pelajaran mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas XI jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang membahas tentang Pneumatik, seperti Kontaktor, push button, relay dan timer dan aplikasinya di dunia industri.
Mata pelajaran ini diajarkan setiap semester untuk kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik, di SMKN 1 Lembah Melintang sendiri untuk kegiatan teori dilaksanakan pada sebelum kegiatan pratikumpada setiap kompetensi dasar.
Mata pelajaran ini memiliki lima Kompetensi Dasar (KD), dari enam Kompetensi Dasar tersebut yang dilakukan penelitian adalah pada KD 1.4 yaitu Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromagnetik.


B.     Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterprestasikan data, dan menarik kesimpulan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra- eksperimental. Rancangan penelitian pra-eksperimental ini menggunakan One Group Posttest Design. Sugiyono, (2009:112) mengatakan penelitian yang dilakukan bersifat quasi eksperimen (eksperimen semu). Dalam penelitian ini siswa dibagi ke dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti ini adalah hasil belajar siswa menggunakan media .festo fluidsim lebih tinggi dibanding model nyata. Media pembelajaran tersebut dapat dikatakan efektif jika dalam penggunaannya kompetensi pembelajaran dapat dicapai. Perubahan tersebut dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa kelas XI TITL pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik.
Dalam perencanaan penelitian ini yang telah tersusun dalam RPP akan diadakan lima kali pertemuan dan diakhir pertemuan ke-5 diberikan Post-test, dengan kategori:
1)      Pada RPP I dengan materi menjelaskan rangkaian DOL (Direct Online) diadakan satu kali pertemuan.
2)      Pada RPP ke II dengan menjelaskan rangkaian operasi beberapa tempat
3)      Pada RPP ke III dengan materi menjelaskan rangkaian operasi berurutan
4)      Pada RPP ke IV dengan materi menjelaskan rangkaian kendali operasi bergantian
5)      Pada RPP V dengan materi menjelaskan rangkaian operasi motor satu fasa.


Tabel 2. Rancangan penelitian
Group
Treatment
Post-test
Eksperimen
X2
O1
Kontrol
-
O2
Keterangan: X2 = Perlakuan berupa penerapan media pembelajaran Festo Fluidsim


C.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.      Deskripsi Data
Data penelitian ini adalah data hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik (MSPE) dengan kompetensi dasar Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromagnetik pada kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMKN 1 Lembah Melintang yang berjumlah 59 orang siswa/i. Data awal penelitian ini didapat dari hasil ulangan harian (UH) sedangkan data akhir didapatkan dari hasil tes akhir (Post-test) yaitu  setelah siswa/I diberikan perlakuan menggunakan media Festo Fluidsim dalam pembelajaran MSPE.
a)      Data Post-test
Data post-test diperoleh melalui tes yang diberikan setelah diterapkannya media Festo Fluidsim dalam kegiatan pembelajaran MSPE. Nilai post-test yang diperoleh oleh siswa kelas eksperimen memiliki rentangan antara 6595 dan kelas kontrol anatara 60 – 87,5.
Tabel berikut merupakan rangkuman penelitian yang menunjukkan distribusi dari nilai post-test.







Tabel 3. Distribusi data  post-test kelas kontrol dan eksperimen
Kelas
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-rata
N
S
Eksperimen
95
67,5
79,14
29
6,49
Kontrol
87,5
65
73,33
30
6,67



Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa data yang diperoleh dari nilai post-test pada kelas eksperimen skor tertinggi 95 dan skor terendah 67,5 dengan jumlah siswa 29 orang, kelas kontrol skor tertinggi 87,5 dan terendah 65. Dari perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen () 79,14 simapangan baku (S) 6,49, kelas kontrol () 73,33 dan simpangan baku (S) 6,67.
Distribusi dari data frekuensi skor
post-test dapat dilihat pada tabel
berikut.


Tabel 4. Distribusi data post-test kelas eksperimen
Kelas interval
Interval nilai
F
nilai tengah (Xi)
Xi²
f . Xi
f . Xi²
1
65.00 - 69.00
2
67
4489,00
134,00
8978,00
2
70.00 - 74.00
4
72
5184,00
288,00
20736,00
3
75.00 - 79.00
6
77
5929,00
462,00
35574,00
4
80.00 - 84.00
11
82
6724,00
902,00
73964,00
5
85.00 - 89.00
4
87
7569,00
348,00
30276,00
6
90.00 - 94.00
1
92
8464,00
92,00
8464,00
7
95.00 - 99.00
1
97
9409,00
97,00
9409,00







 Jumlah
29


2323,00
187401,00



Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak terletak pada interval skor 8084 (7579 dan 8084) yaitu sebanyak 17 orang berada diatas KKM. KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75, jika hasil post-test ini dianalisa maka sudah banyak siswa yang nilainya mencapai KKM, supaya lebih jelas dalam melihat tingkatan frekuensi dari interval skor post-test ini, dapat dilihat pada grafik berikut.



Gambar 1. Grafik distribusi data Post-test kelas eksperimen






Tabel 5. Distribusi data  post-test kelas kontrol
Kelas interval
Interval nilai
F
nilai tengah (Xi)
Xi²
f . Xi
f . Xi²
1
65.00 - 69.00
8
67
4489,00
536,00
35912,00
2
70.00 - 74.00
9
72
5184,00
648,00
46656,00
3
75.00 - 79.00
7
77
5929,00
539,00
41503,00
4
80.00 - 84.00
3
82
6724,00
246,00
20172,00
5
85.00 - 89.00
3
87
7569,00
261,00
22707,00
 Jumlah
30


2230,00
166950,00




        


Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa rentangan nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah 7074 dengan jumlah 9 orang, artinya hasil belajar siswa masih banyak berada dibawah KKM. Berdasarkan nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, tabel juga menunjukkan bahwa 13 dari 30 orang jumlah peserta didik nilainya berada diatas KKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.


Gambar 2. Grafik distribusi data Post-test kelas kontrol



2.      Pembahasan
Pembelajaran MSPE merupakan salah satu mata diklat yang wajib dipelajari oleh siswa kelas XI TITL sebagai dasar bagi mata pelajaran lanjutan pada kelas berikutnya yang membahas tentang kendali elektromagnetik. Mata pelajaran ini terdiri dari teori dan praktik. Pada kelas teori pelajaran ini menerapkan konsep-konsep sehingga membuatnya abstrak dan susah untuk dipahami oleh siswa jika menggunakan metode pembelajaran yang verbal. Dengan adanya perlakuan media pembelajaran Festo Fluidsim ini membuat keabstrakan materi pembelajaran menjadi berkurang dan siswa bisa dengan mudah memahami materi pembelajaran melalui proses-proses simulasi materi yang menirukan bentuk kerja nyatanya dari sebuah rangkaian pneumatik, hal ini membuat hasil belajar siswa meningkat.
Sebuah media pembelajaran sebelum digunakan terlebih dahulu harus divalidasi oleh pakar. karena media ini merupakan sebuah software yang digunakan untuk penerapan bukan pengembangan maka tidak perlu dilakukan proses validasi, yang perlu di validasi yaitu materi pembelajaran yang terdiri dari rangkaian-rangkaian pneumatik yang dirangkai menggunakan Festo Fluidsim  yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Materi pembelajaran yang telah diuji oleh 3 orang validator yaitu dari dosen mata kuliah Instalasi Tenaga Listrik jurusan Teknik Elektro FT-UNP dan guru mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Kendali Elektromagnetik SMKN 1 Lembah Melintang didapatkan hasil bahwa materi pembelajaran ini sudah memenuhi tingkat kevalidan yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik hasil 79,31% dikategorikan mencapai KKM.
Setelah proses validasi materi pembelajaran tahap selanjutnya dilakukan proses penelitian dengan menggunakan media Festo Fluidsim dan materi pembelajaran yang telah divalidasi. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilakukan 5 kali pertemuan dan diakhir pembelajaran pada tatap muka yang ke-5 diberikan Post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan sebagaimana yang telah diatur dalam RPP. Rata-rata skor Post-test kelas eksperimen dari 29 orang siswa diperoleh 79,14, kemudian 23 orang siswa nilainya mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Sedangkan rata-rata skor Post-test kelas kontrol diperoleh 73,33, kemudian 13 orang dari 30 siswa yang nilainya mencapai KKM yang telah ditetapkan dan tergolong rendah.
Pada skor Post-test dilakukan uji normalitas menggunakan perhitungan Chi kuadrat untuk melihat distribusi dari masing-masing data tersebut, dan didapatkan hasil uji normalitas kelas eksperimen 2hitung  2tabel yaitu 3,05 ≤ 9,49 artinya data tersebut berdistribusi normal, dan hasil uji normalitas kelas kontrol 2hitung  2tabel yaitu 4,91 ≤ 7,82 artinya data tersebut juga berdistribusi normal. Tahap selanjutnya adalah uji homogenitas adalah Fhitung≤ Ftabel  atau 1,03≤  1,89 yang berarti data homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t adalah   atau 3,398, perbedaan  hasil belajar siswa menggunakan Festo Fluidsim lebih tinggi dari model.
Tahapan selanjutnya adalah melihat tingkat kevalidan dari soal yang telah digunakan melalui pengisian angket validitas soal yang diisi oleh 2 orang guru jurusan TITL SMKN 1 Lembah Melintang dan 59 orang siswa kelas XI TITL diberi post-test di SMKN 1 Lembah Melintang.


D.    Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Berdasarkan permasalah-an, tujuan penelitian, hasil analisis, dan pembahasan yang dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a)      Media pembelajaran Festo Fluidsim ini sangat cocok digunakan pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem pengendali Elektromagnetik (MSPE) khususnya pada KD Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromagnetik.
b)      Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan festo fluidsim lebih baik dibanding yang menggunakan model dengan perbedaan rata-rata sebesar 79,14 dengan 73,33.
2.      Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan dalam penelitian ini adalah:
a.          Pengkondisian peserta didik pada saat diterapkan media pembelajaran menggunakan Festo Fluidsim dilakukan sebaik mungkin agar proses pembelajaran berjalan lancar, kondusif, serta tidak terjadi kegaduhan dikelas ataupun peserta didik yang membuka aplikasi lain saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
b.         Diharapkan kepada guru mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik (MSPE) kelas XI TITL SMKN 1 Lembah Melintang untuk dapat menggunakan media Festo Fluidsim dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran
c.          Karena mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik (MSPE) adalah mata pelajaran teori dan praktek yang pelaksanaannya dilakukan didalam kelas teori bukan dan praktek dilabor, maka diharapkan kepada peserta didik TITL usahakan untuk memiliki laptop.

DAFTAR PUSTAKA
            Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi  Aksara

            Hake. 1999. Analyzing change/gain
             score.http://www.physic.indiana.edu
             Diakses tanggal 11 februari 2017

            Hasbulloh. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. rev.ed. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

            Sumadi, Suryabrata. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press

            Tata usaha SMK Negeri 1 Lembah
Melintang

Catatan:
Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan dosen pembimbing:
1.      Dr. Ridwan, M.Sc, Ed
2.      Dr. Hansi Effendi, M. Kom




Tidak ada komentar:

Posting Komentar